Senin, 19 Februari 2018

Perwakilan GSC Maluku, Ikut Menyusun Bahan Ajar PAUD oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini.

Foto Bersama Peserta dan Penyelenggara Kegiatan Penyusunan Bahan Ajar PAUD 2018


Dalam upaya pelestarian Bahasa Ibu di tengah masyarakat terutama untuk kalangan anak-anak, pemerintah melalui Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melaksanakan kegiatan Penyusunan Bahan Ajar PAUD dalam Bahasa Ibu dan Bahasa Indonesia, pada tanggal 13 – 15 Februari 2018 di Hotel D’Anaya, Bogor Timur, Jawa Barat. Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka Penyusunan Norma Standar Prosedur dan Kriteria Bidang Kurikulum, dengan melibatkan 13 ahli bahasa daerah dari 11 provinsi, salah satu pesertanya merupakan Perwakilan dari GSC Provinsi Maluku, yakni Rusda Leikawa, Supporting Staff Konsultan GSC Maluku. Keterlibatan GSC Maluku pada kegiatan ini sesuai dengan Surat Undangan dari Direktorat Pembinaan PAUD nomor: 77/C2.2/DU/2018, tanggal 31 Januari 2018, Perihal Undangan Peserta.

Tujuan pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Bahan Ajar PAUD dalam Bahasa Ibu dan Bahasa Indonesia, yakni untuk mengangkat kembali Bahasa Ibu dalam proses belajar mengajar pada Pendidikan Anak Usia Dini, Supaya anak-anak tidak lupa pada Bahasa Daerah/Bahasa Ibu serta untuk melestraikan dan Menghindari terjadinya kepunahan.

Hal ini juga disampaikan oleh Retno Wulandari selaku koordinator Kegiatan Penyusunan Bahan Ajar PAUD, bahwa “ tujuan dari kegiatan ini adalah supaya anak-anak lebih mengenal Bahasa Ibu  dan  tidak lupa pada akar budayanya”, ungkap Retno.

Kenapa Bahasa Ibu Harus di Masukkan kedalam Bahan Ajar PAUD?

Seperti yang kita ketahui Bahasa Ibu merupakan Bahasa pertama yang digunakan oleh seseorang dan orang yang menggunakannya disebut sebagai penutur asli. Bahasa Ibu juga menjadi ciri khas suatu daerah dengan daerah yang lain. Di Indonesia sendiri ada banyak ragam Bahasa daerah, ini menjadi kekayaan bangsa kita yang harus dilestarikan dan terus dikembangkan sebagai bentuk rasa cinta terhadap kebudayaan daerah masing-masing.

Sayangnya, seiring dengan perkembangan zaman, budaya berbahasa khususnya penggunaan Bahasa Ibu sudah jarang digunakan pada kalangan anak-anak, padahal Bahasa tersebut menunjukkan jati diri seseorang. Bayangkan jika dalam kehidupan sehari-hari anak-anak lebih sering menggunakan bahasa gaul atau bahkan Bahasa Asing, maka celakalah, layaknya kita sendiri yang sedang membuka peluang untuk hilangnya budaya tutur dengan menggunakan Bahasa Daerah.

Suasana Penyusunan Bahan Ajar PAUD dalam Bahasa Ibu dan Bahasa Indoensia
Mengingat begitu pentingnya Bahasa Ibu, maka penggunaannya perlu dimasukkan kedalam Bahan Ajar terutama untuk Pendidikan Anak Usia Dini, hal ini  merupakan cara yang baik untuk terus menghidupkan budaya lokal agar tidak terlupakan, generasi muda Indonesai bisa mengenal lebih dekat akan budayanya masing-masing sejak dini, termasuk lancar menggunakan Bahasa Ibu.
Selain itu, pada anak usia dini mereka justru lebih terbiasa dengan bahasa-bahasa sederhana yang sering digunakan oleh keluarganya, maka harapannya dengan penggunaan Bahasa Ibu dalam proses belajar mengajar, para siswa mudah untuk  menerima dan memahaminya.

Hasil Peyusunan Bahan Ajar PAUD

Selama proses penyusunan Bahan Ajar PAUD, para peserta diminta untuk menerjemahkan Bahan Ajar PAUD ke dalam Bahasa Ibu, bahan ajar tersebut berupa  komik yakni  tentang kisah Kucing Emas, Aku Suka Buah, Komik Siapa Yang Paling Cantik, Si Tupai dan Tiga Cerita Lain, selain Komik juga ada lima poster yang diterjemahkan, antara lain; Poster Guru PAUD Cerdas, Lingkungan Belajar,  Pengelolaan Pembelajaran, Poster Pra keaksaraan dan Poster Pra Keaksaraan 2.


Suasana Penyusunan Bahan Ajar PAUD dalam Bahasa Ibu

Menariknya, jumlah peserta yang hadir pada saat itu sebanyak 13 peserta, artinya ada 13 Bahasa Ibu yang dikumpulkan pada kegiatan tersebut, hingga tahun 2018 ini, jumlah Bahasa Ibu yang sudah terkumpul di Direktorat Pembinaan PAUD adalah sebanyak 74 bahasa.  

Pihak Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini berencana akan membuat buku Bahan Ajar PAUD dari hasil terjemahan tersebut dan dibagikan pada daerah-daerah. Semoga hasil Penyusunannya bermanfaat dan memudahkan para Guru dalam menyampaikan materi serta bisa dimengerti oleh para siswa ditingkat Pendidikan Anak Usia Dini. (RL)

Share: