Jumat, 28 April 2017

Sumber Foto : umustlucky.blogspot.co.id

Konsultan & Fasilitator Harus Tahu 10 Budaya Malu

Jika Hatimu Hidup, Sejatinya Ada Rasa Malu Yang Berkembang Biak Disitu
Namun,  Bila Kau Kehilangan Rasa Malu, Itu Artinya Hatimu Sudah Mati.

Malu adalah suatu hal dimana kita diliputi oleh perasaan sangat tidak enak di hati yang disebabkan oleh merasa hina, rendah, tak mampu, ataupun karena ketahuan berbuat sesuatu yang kurang baik menurut norma, berbeda dengan kebiasaan, atau mempunyai cacat / kekurangan lainnya. Jadi kalau mau dinilai, rasa malu itu ada yang berakibat ringan adapula yang berat. Tetapi akibat yang ada itu,  akan berbeda dampaknya pada masing-masing orang. Artinya jika suatu perbuatan yang kurang baik dilakukan oleh dua orang dan perbuatan itu diketahui oleh orang lain, dampaknya bagi kedua orang tersebut akanlah berbeda. Mungkin saja buat yang satu orang akan berakibat ringan akan tetapi buat yang satunya lagi bisa berakibat berat. Ini disebakan oleh tingkat rasa memiliki malu didalam diri seseorang, jika rasa malu yang dimilikinya besar maka rasa bersalah dan hina itu akan sangat berdampak, begitu juga sebaliknya.

Bertolak dengan itu, mari kita lihat kehidupan berbangsa dan bernegara, dimana etika sosial dan budaya sangat dijunjung tinggi dengan harapan masyarakat dapat menampilkan sikap jujur, saling peduli, saling memahami, menghargai, mencintai dan saling menolong antar sesama manusia.
Memiliki sikap positif yang sudah disebutkan diatas kurang lengkap jika tidak sejalan dengan menumbuh kembangkan budaya malu, yakni malu berbuat kesalahan dan semua yang bertentangan dengan moral agama maupun nilai-nilai luhur bangsa.

Sumber Foto : librosantropologiamedica.blogspot.co.id
Rasa malu sangat penting untuk dimiliki siapa saja, dengan begitu kualitas iman dan hati dapat terukur, apalagi bagi mereka yang bekerja untuk masyarakat karena mendapat tugas negara. Ini  wajib diterapkan dalam lingkungan profesional kita.

Pada tulisan ini, kami hanya ingin fokus pada dunia konsultan program pemberdayaan masyarakat perdesaan saja , apakah kita sudah bersikap profesional?, bersikap jujur? Bersikap adil atas pemenuhan hak dan kewajiban?, jangan sampai kita lebih overdosis dalam menuntut hak dibandingkan dengan melunasi kewajiban, maka disitulah pentinya miliki rasa malu . Bahkan budaya keteladanan pun harus diwujudkan dalam setiap perilaku para fasilitatot dan konsultan, baik formal maupun informal pada setiap jenjang penugasan dan bidang pekerjaannya.

Lalu apa sajakah budaya malu yang bisa kita terapkan di dalam lingkungan profesional kita?, jawabannya adalah malu kalau tidak berbuat baik di dalam pekerjaan kita, seperti yang akan diuraikan berikut ini:

Sumber Foto : goingtojannah.wordpress.com

10 Budaya Malu Konsultan dan Fasilitator:
  1. Malu datang terlambat dan pulang cepat saat melaksanakan tugas
  2. Malu sering meninggalkan lokasi tugas
  3. Malu bekerja tanpa tanggung jawab
  4. Malu laporan dan data terlambat
  5. Malu admiinistrasi terbengkalai
  6. Malu tidak capai target dan capaian
  7. Malu menuntut hak dengan melupakan kewajiban
  8. Malu kurang membangun komunikasi
  9. Malu kurang pengetahuan dan ketrampilan
  10. Malu kurang inovasi dan kreasi.

10 point diatas wajib ditanamkan dalam diri para konsultan dan fasilitator, agar dapat terhindar dari 10 hal yang memalukan diri sendiri. Dengan demikian, jika sudah dapat dijalankan dengan baik, maka secara tidak langsung kita telah membantu pemerintah dalam mengurangi angka kemalasan dan tidak disiplinan di negeri ini.

Mari bersama kita tanamkan pokok-pokok etika dalam kehidupan berbangsa dengan mengedepankan kejujuran, amanah, keteladanan, sportifitas, disiplin, etos kerja, kemandirian, sikap toleransi, rasa malu, tanggung jawab, menjaga kehormatan serta martabat diri sebagai warga bangsa yang masih memiliki hati. (RL)



*Editor   : Dwi


Share:

0 komentar:

Posting Komentar